Ibnu Bajjah adalah seorang filsuf dan dokter Muslim Andalusia. Beliau di Barat dikenal dengan nama Avempace. Beliau lahir di Saragossa yaitu tempat yang saat ini bernama Spanyol. Beliau meninggal pada 1138 di Fez. Beberapa karya dari Ibnu Bajjah diantaranya adalah filsafat al-Wafa’, Tardiyan, Kitab an-Nafs, Tadbir al-Mutawahhid, dan risalah Ibnu Bajjah. Filsafat al-Wada’ merupakan karya yang memuat tentang ilmu pengobatan. Sedangkan Tardiyan adalah karya yang berisi tentang syair pujian. Catatan dan pendahuluan dengan bahasa Arab termuat dalam Kitab an-Nafs. Pemikiran yang dimiliki beliau membuat pengaruh yang kuat untuk Ibnu Rushdi dan Yang Besar Albert. Namun, banyak buku dan tulisan yang menjadi tidak teratur baik atau tidak lengkap karena beliau meninggal dengan cepat. Pengetahuan yang beliau miliki pada bidang kedokteran, astronomi dan matematika sangatlah luas. Sumbangan yang  utama untuk filsafat Islam adalah gagasan tentang Fenomenologi Jiwa. Namun, lagi-lagi karyanya ini tidak terlalu lengkap.

Para ahli sejarah memandang beliau sebagai seseorang yang berpengetahuan luas dan mumpuni dalam berbagai macam ilmu. Ibnu Bajjah juga menguasai tentang tata bahasa, sastra, dan filsafat kuno. Bahkan, Ibnu Bajjah sempat disetarakan dengan al-Syam al-Rais Ibnu Sina oleh para tokoh yang ada di zamannya. Ibnu Bajjah juga dikenal pula sebagai politikus yang handal. Beliau sangat hebat dalam politik sehingga mendapat perhatian dari gubernur Saragosa, Abu Bakar Ibrahim. Karena kemahirannya, beliau diangkat menjadi menteri pada masa Abu Bakr Ibrahim yang saat itu berkuasa di Saragossa.

Ibnu Bajjah mempunyai banyak penemuan pandangan. Menurut Ibnu Bajjah pengetahuan didapat dengan akal yang kemudian akan membangun kepribadian seseorang. Akal lah yang mendapat pengetahuan dari beberapa hal yang dapat diserap dari unsur-unsur imajinatif. Hal yang menakjubkan dari unsur imajinatif adalah hubungan antara ramalan dan wahyu.

Metode yang digunakan oleh Ibnu Bajjah merupakan perpaduan dari akal dan perasaan. Beliau berpendapat bahwa akal mempunyai 2 fungsi. Fungsi pertama yaitu memberi imajinasi obyek yang nantinya akan tercipta unsur imajinasi. Fungsi kedua yaitu memiliki obyek yang dibentuk di luar roh dengan cara menggerak-gerakan organ tubuh. Ibnu Bajjah juga membuat pengelompokkan atas perbuatan manusia menjadi 2 macam, yaitu perbuatan manusiawi dan perbuatan hewani. Perbuatan manusiawi merupakan perbuatan berdasarkan pada akal budi. Hal tersebut muncul karena adanya pemikiran yang benar. Sedangkan perbuatan hewani merupakan perbuatan yang didukung oleh naluri atau hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut. Ibnu bajjah berpendapat pula bahwa setiap manusia memiliki jiwa. Jiwa inilah yang tidak akan mengalami perubahan berbeda dengan jasmani. Jiwa merupakan penggerak bagi manusia. Jiwa akan digerakkan oleh 2 jenis alat, yaitu alat jasmaniah dan rohaniah.