Yuk simak cara Toilet Training dari katabunda.com
Anak saya alhamdulillah sudah lepas diapers dari usia 2 tahun 3 bulan. Namun dia masih belum bisa menggunakan toilet sendiri hingga sekarang. Menyuruhnya untuk ke kamar mandi saja susahnya minta ampun, tapi kalau sudah di kamar mandi malah susah sekali mengajaknya keluar, *lap keringet*. Anak memang ada-ada saja tingkah lakunya.
Salah satu tahapan perkembangan yang ditunggu-tunggu bunda adalah toilet training atau anak bisa memakai toilet sendiri. Mengapa ditunggu? karena tak bisa dipungkiri banyak sekali manfaat yang bisa didapat jika anak sudah bisa buang air kecil/ besar sendiri. Selain meringankan beban kerja bunda, kita pun bisa menghemat uang bulanan karena tidak lagi membeli pospaknya kan.
Nah masa transisi dari si anak memakai diapers/pospak menuju celana dalam ini memang membutuhkan kesabaran dan kerjasama yang baik antara orang tua dan anak itu sendiri. Jadi kapan yah kira-kira anak siap menjalani toilet training ini. Umumnya, anak siap menjalani toilet training pada saat 1 tahun 6 bulan, tapi kebanyakan anak siap memulainya pada saat usia 1 tahun 10 bulan hingga 2 tahun 6 bulan.
Kesiapan anak tentu berbeda-beda, ada yang sudah bisa di usia 2 tahun atau kurang dari itu. Cara mengetahui kesiapan anak bisa bunda lihat dari beberapa hal berikut ini;
- Tidak BAB di malam hari
- Tidak ngompol di pagi hari
- Bisa bilang “pipis” atau menahan diri untuk tidak mengompol di celana
- Menunjukkan ekpresi saat ingin BAB (Buang Air Besar) atau BAK (Buang Air Besar)
- Memberitahu Anda saat ingin ke kamar mandi
Jika anak Bunda sudah melakukan salah satu tanda di atas, Bunda bisa meneruskan tahapan selanjutnya dari proses toilet training. Karena anak saya sudah jarang sekali pipis di malam hari, saya beranikan untuk mengganti pampers-nya dengan training pants (celana yang lebih tebal). Beberapa kali sih saya “kebobolan”, tapi lama-lama celananya sudah tidak pernah basah lagi. Bahkan kami harus sering-sering mengajaknya ke kamar mandi untuk BAK. Berikut ini tahapan yang bisa dilakukan Bunda sampai toilet training berhasil;
6 Tahapan Toilet Training
1. Mengganti Pospak dengan Training Pants atau Clodi
Clodi (cloth diapers) bisa menjadi alternatif pengganti pospak si kecil. Clodi adalah popok kain modern yang biasanya terbuat dari kain fleece, microfleece atau hemp. Clodi agak tebal sehingga bisa menampung pipis anak lebih banyak. Sedangkan training pants (TP) adalah celana biasa yang berbahan tebal, sehingga bisa menampung pipis anak agar tidak jatuh ke lantai, namun tidak bisa menyerap lebih dari 1 kali BAK.
Dengan menggunakan TP maupun Clodi diharapkan si kecil tidak nyaman jika celananya basah dan memilih untuk memberitahu Bunda ketika hendak pipis. Jika anak sudah terbiasa tidak memakai diapers, Bunda bisa membiasakan anak menggunakan celana dalam.
2. Menyiapkan Potty Seat untuk Toilet Training
Tentunya anak belum bisa menggunakan kloset duduk orang dewasa, untuk itu Bunda perlu menyiapkan pispot khusus anak-anak agar terjangkau oleh tubuhnya. Potty seat adalah alas untuk dudukan kloset portable yang bisa membantu anak untuk BAK sendiri. Biasanya potty seat berbahan empuk sehingga nyaman digunakan anak-anak. Bunda bisa membelinya bersama-sama anak, sehingga si kecil tertarik untuk menggunakannya. Pilih motif Potty Seat yang digemari anak Bunda, seperti karakter super hero atau princess yang cantik.
3. Ajak anak beraktitivitas di toilet
Setelah membeli potty seat, bunda bisa meletakkannya di kamar mandi bersama anak. Jangan terburu-buru untuk menyuruh anak mau duduk di potty-nya, namun buat dia nyaman dengan melakukan simulasi terlebih dulu. Anda juga bisa menggendongnya jika ia belum bisa duduk di klosetnya sendiri. “Yuk duduk sini, nanti abang kalau pipis disini yah, nah enak kan”. Hargai usahanya dengan menyebut dirinya sudah dewasa dan mandiri karena sudah bisa pipis sendiri di toilet.
4. Ajari cara BAK dan BAB yang benar
Jika anak sudah mau duduk di klosetnya, Anda bisa mengajarinya cara duduk yang benar. Jika Bunda memilih wc jongkok, ajarkan jongkok dengan hati-hati. Setelah selesai BAK, ajari anak untuk membersihkan alat kelaminnya. Jika Anak Bunda perempuan, ajari untuk membasuh alat kelaminnya dimulai dari arah depan vagina, kemudian ke bagian anus. Hal ini bertujuan untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke vagina. Namun biasanya anak kurang dari 5 tahun masih belum terbiasa membersihkan alat kelaminnya secara benar, Bunda bisa membantunya untuk sementara.
Jika anak Bunda laki-laki, ajari untuk mengarahkan penisnya ke bawah pispot atau toilet demi menghindari air seni terciprat pada bagian depan tempat duduk pispot atau klosetnya. Jangan lupa ajari anak untuk membersihkan penisnya usai BAK.
Selesai BAK, Bunda bisa mencuci tangannya dan mengajari anak untuk terbiasa melakukannya.
5. Jangan Marahi Anak jika Gagal
Jika semasa proses toilet training bunda “kebobolan”, jangan marahi si anak. Wajar jika dalam masa belajar anak masih mengompol, terutama di malam hari. Bunda memang harus banyak bersabar demi keberhasilan si anak. Jika dia dimarahi, proses menggunakan toilet sendiri ini jadi makin sulit karena anak jadi berkurang semangatnya.
6. Beri Pujian dan Hadiah
Jangan pelit memberi pujian kepada anak untuk setiap aktivitas yang berhasil dia lakukan. Pujian Bunda akan menambah motivasi dan kepercayaan diri anak. Memberikan hadiah juga akan memompa semangatnya untuk tidak mengompol lagi. Dia akan berkesan bahwa ia sudah mencapai milestone-nya dengan baik dan gembira. Nah Bunda, tidak sabar lagi kan untuk mengucapkan selamat tinggal pada popok, hehe.